Pemeriksaan Anti HIV

kolesterol

Deskripsi

HIV merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi HIV, mengalami beberapa fase yaitu fase akut, kemudian fase laten, dan akhirnya masuk ke tahap AIDS. Pada umumnya, antibodi HIV terbentuk sekitar 3-6 minggu setelah terinfeksi, atau pada individu dengan pembentukan antibodi lambat maka antibodi HIV baru terbentuk setelah 3-6 bulan terinfeksi.
Pemeriksaan Anti HIV
Tes yang tersedia di UPTD Puskesmas Larompong adalah Tes Antibodi dengan metode Rapid Test Tes antibodi merupakan pemeriksaan medis yang dilakukan dengan memeriksa kandungan antibodi HIV di dalam darah. Antibodi HIV ini akan diproduksi oleh sistem imunitas tubuh hanya ketika seseorang sudah terinfeksi oleh virus HIV. Biasanya, antibodi HIV baru dapat terdeteksi 1 sampai 3 bulan setelah pasien sudah terinfeksi oleh virus HIV. Rapid test: dilakukan dengan meletakkan sampel darah pasien ke dalam alat tes HIV yang terdapat antigen HIV. Tes ini dapat selesai dengan cepat, bahkan hanya memerlukan waktu 20 menit. Namun, rapid test memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis pemeriksaan lain, kemungkinan dapat menghasilkan positif palsu atau negatif palsu.

Manfaat

Tes HIV adalah pemeriksaan kesehatan yang penting untuk dilakukan oleh setiap orang. Pasalnya, penularan penyakit ini dapat terjadi dengan mudah melalui kontak cairan tubuh penderitanya. Karena itulah, dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan HIV setiap 3 atau 6 bulan sekali untuk orang yang sudah aktif secara seksual. Disamping itu, ada beberapa orang yang sangat di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan HIV karena kondisi tertentu. Kondisi yang menyebabkan seseorang sangat dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan HIV antara lain :
• Ibu Hamil
• Bayi yang lahiur dari ibu penderita infeksi HIV/AIDS
• Melakukan transfuse darah secara berkala
• Pernah berbagi alat suntik dengan orang lain
• Sering melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan
• Melakukan hubungan seksual dengan sesame jenis
• Mengidap sexually transmitted disease atau penyakit menular lainnya seperti Hepatitis B dan C, infeksi HPV, dan lain sebagainya.

Persiapan

Tidak ada persiapan khusus